Kali Angke
Kali Angke atau Cikeumeuh adalah nama sebuah sungai di Jakarta, Indonesia. Sungai sepanjang 91,25 kilometer (56,70 mi) ini berhulu di tempat Bogor, melewati kawasan Jawa Barat,Banten dan Jakarta sampai bermuara di Laut Jawa dket Muara Angke, Jakarta Barat serta melalui Cengkareng Drain.
Nama Kali Angke diberi sesudah berlangsungnya insiden pembantaian etnis Tionghoa semasa tiga hari oleh VOC di Batavia pada tanggal 9 Oktober 1740. Angke sendiri sesungguhnya berasal dari aksen Hokkian, yang berarti Kali Merah. Dikatakan sebab insiden itu warna sungai berubah menjadi merah oleh darah etnis Tionghoa. Semenjak itu namanya berubah menjadi Kali Angke.
Anggapan yang lain menduga bahwa nama Angke berasal dari ucapan Hokkian ang kee dengan definisi yang lain, yaitu ‘sungai yang acap kali banjir’. Di samping itu, dikenal pula terdapatnya tokoh bernama Ratu Keren Angke yang tinggal di dket sungai ini kira-kira pada akhir abad-16, atau sekitar 150 tahun sblm insiden pembantaian gencar di atas, yang mengisyaratkan kemgknan bahwa nama Angke sudah diketahui orang setidaknya ketika itu atau pun pada waktu yang sblmnya.
Sungai ini berhulu di Kelurahan Menteng dan Cilendek Timur di Kota Bogor, Jawa Barat. Sungai ini setelah itu melintasi kawasan Tangerang Selatan, Kota Tangerang dan bermuara di Jakarta Utara di kawasan Muara Angke. Sungai ini tidak pernah kering semasa musim kemarau, sebab berhulu langsung di kawasan yang bnyak berhujan di tempat Bogor, seperti mana Kali Pesanggrahan dan Ciliwung. Panjang sungai tertulis 91,25 kilometer (56,70 mi), dengan Tempat Pengaliran Sungai (DPS) seluas 480 km². Curah hujan harian rata-rata sebanyak 132 mm, dan debit puncak 290 m³.
Seperti yang dicerminkan oleh namanya, tiap musim hujan Kali Angke luber dan mendatangkan banjir, terkhusus pada hari-hari dengan curah hujan yang tinggi. Tempat langganan banjir Kali Angke ini di antaranya adalah Pinang, Cipondoh, Ciledug, Joglo, Kembangan, Rawa Buaya, Duri Kosambi, dan Cengkareng.
Sungai ini mengalir di kawasan barat energi pulau Jawa yang beriklim hutan hujan tropis (kode: Af berdasarkan pembagian iklim Köppen-Geiger). Temperatur rata-rata setahun sekitar 27 °C. Bulan panas adalah Maret, dengan temperatur rata-rata 30 °C, and paling dingin Mei, sekitar 26 °C. Curah hujan rata-rata tahunan adalah 3674 mm. Bulan dengan curah hujan paling tinggi adalah Desember, dengan rata-rata 456 mm, dan yang paling rendah Sept, rata-rata 87 mm.
Flora yang bekembang di tepian sungai ini di antaranya adalah rengas (Gluta renghas), pandan kapur (Pandanus tectorius), bambu tali (Bambusa vulgaris), putat (Planchonia valida), pulai (Alstonia scholaris), kecapi (Sandoricum koetjape), waru (Hibiscus tiliaceus) dan sebagainya.
Benteng Angke didirikan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie di pinggir Kali Angke di sebelah barat kota Jakarta pada tahun 1657 pada pertemuan Kali Mookervaart dan Kali Angke. Nama benteng ini kerap ditulis dalam pelbagai wujud: Anké, Anckee, Anke, Ankee.
Koordinat: 6°07′28″S106°46′29″E / 6.124396°S 106.774703°E