Kali Jatikramat
Kali Jatikramat adalah sungai yang mengalir di Kota Bekasi, Jawa Barat, dan sebelah timur Tempat Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia. Sebelah hilir sungai ditampung di Banjir Kanal Timur yang meneruskan sampai bermuara di wilayah Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Sungai ini kerap mengakibatkan banjir di Kota Bekasi dan Jakarta.
Kali Jatikramat berhubungan dekat dengan Kali Cakung dan Kali Buaran. Ketiganya berkelok-kelok dateng dari Bekasi dan saling terhubung sampai muara di Teluk Jakarta di wilayah Marunda melalui Cakung Drain. Dahulu, ketiga sungai itu sumber air untuk persawahan, pun dapat diminum. Absahnya tidak begitu dalam, sampai tahun 1990, lebar sungai itu cuma sekitar 3 meter sebab tergerus erosi berkesinambungan. Tradisi warga buang sampah membikin quality air menjadi amat jelek.
Kali Buaran dan Kali Jati Kramat kerap luber dan mengakibatkan banjir. Pada tahun 2007 Kantor pengolahan air PT Aetra di pinggir Kali Jati Kramat terendam sampai 1 meter. Riset evolusi lahan di DKI Jakarta oleh Pieter J Kunu dan H Lelolterry, dosen pertanian Universitas Pattimura, Ambon, memperlihatkan bahwa hal tersebut diakibatkan sebab pembangunan kota yang membikin 85 persen lahan di Jakarta kedap air, sehingga air permukaan tidak lagi bisa diserap tanah dan hasilnya berlangsung banjir. Jalan keluarnya ialah menambah badan air buatan untuk menampung air permukaan, yaitu Banjir Kanal Timur. Kanal ini memangkas Kali Cakung, Buaran, Jati Kramat, Sunter, dan Cipinang, merupakan upaya teknologi menyelesaikan banjir, menghadiahkan ruang bagi air di timur dan utara Jakarta. Semenjak terpotong kanal, aliran air kelima sungai yang berasal dari hulu saat ini bermuara di Kanal Timur. Sementara alur kelima sungai sesudah terpotong kanal dipakai sebagai drainase pembuangan dari saluran-saluran permukiman dan industri. Dengan terdapatnya Kanal Timur, terdapat bnyak permukiman terselamatkan dari banjir. Akan tetapi, Kanal Timur juga merubah wujud Kali Jati Kramat, sebab alur sungai ini tidak kelihatan lagi sesudah terpotong Kanal Timur, walaupun pada peta lama kelihatan tersambung ke Kali Buaran sepanjang nyaris 50 meter.
Alur Kali Jati Kramat di belakang kompleks Kavling DKI Gubuk Kelapa masih terbangun keasriannya. Kanan dan {kiri} sungai itu masih hijau dan aliran airnya bening. Tidak ditemui sampah mengapung di atas aliran itu. Kali Jati Kramat konsisten terbangun sebab warga kompleks mengurusi sampah secara independen, memakai energi kebersihan untuk mengangkut sampah rumah tangga sehingga tidak terdapat yang buang air besar sampah ke kali.
Tempat aliran sungai (DAS) Jatikramat di Kota Bekasi mencakup aliran air yang berasal dari Sungai Cileungsi, Cikeas ataupun Sungai Bekasi.
Kali Jatikramat di Jakarta panjangnya 14,5 kilometer (9,0 mi), dengan Tempat Pengaliran Sungai (DPS) seluas 16,50 km². Curah hujan harian rata-rata sebanyak 154 mm, dan debit puncak 45 m³.
Sungai ini mengalir di kawasan barat laut pulau Jawa yang beriklim hutan hujan tropis (kode: Af berdasarkan pembagian iklim Köppen-Geiger). Temperatur rata-rata setahun sekitar 28 °C. Bulan paling panas adalah Sept, dengan temperatur rata-rata 31 °C, and paling dingin Mei, sekitar 26 °C. Curah hujan rata-rata tahunan adalah 3674 mm. Bulan dengan curah hujan paling tinggi adalah Desember, dengan rata-rata 456 mm, dan yang paling rendah Sept, rata-rata 87 mm.
Memasuki tahun 2000, alur Jati Kramat diluruskan, dikeruk, dan tebingnya diperkuat, di beberapa tempat dengan beton. Lebar alur sungai itu menjadi sekitar 5 meter dengan kedalaman lebih dari 3 meter. Normalisasi Kali Jatikramat di Gubuk Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, dilakukan lagi semenjak tahun 2015. Normalisasi amat urgent dilaksanakan di kali yang mempunyai lebar sekitar 10 meter dan volumenya sekitar 200 meter itu, sebab tiap musim hujan, kawasan sekelilingnya masih tergenang banjir. Rencana normalisasi itu dipecahkan sampai sampai muaranya yang berlokasi di Kanal Banjir Timur (KBT).
Koordinat: 6°14′00″S106°55′00″E / 6.23333°S 106.91667°E