Serunya Mendaki Gunung Cikuray Garut
Gunung Cikuray Garut – Naik gunung atau trekking adalah kegiatan traveling yang sulit. Statement yang paling acap kali terdengar ialah “ngapain siih capek-capek naik gunung? Sudah naik, kudu turun lagi.” Aku slalu tertawa menyimak kalimat tersebut yang sayangnya tak membikin aku jera.
Saat ini aku bakal mengulas pengalaman aku mendaki Gunung Cikuray yang berlokasi di perbatasan Kec. Cikajang, Dayeuh Manggung dan Bayongbong, Kab. Garut, Jawa Barat.
Tersedia tiga alur pendakian yang dapat dilewati yaitu lewat Cikajang, Bayongbong, dan Pemancar di Cilawu. Pemancar sendiri adalah alur yang paling acap kali dilewati oleh para pendaki. Selain jalurnya yang populer ramah, pula paling gampang dalam urusan transportasi.
Tetapi meski begitu, ini merupakan alur terpanjang. Sehingga masa yang diperlukan lazimnya lebih lama. Rata-rata pendaki menggapai puncak Cikuray memerlukan masa lebih kurang 8 jam. Terserah lamanya beristirahat, serta kecepatan perjalanannya.
Lepas dari pemancar petualangan baru diawali. Selangkah demi selangkah trek perlahan menanjak. Perjalanan menyusuri kebun teh di Pemancar kira-kira 30 menit. Berikutnya baru memasuki hutan yang sejuk. Diluar hujan, situasi tanah mash menonjol tandus jikalau ditapaki.
Dari mulai markas 1-8 alur yang dilewati senantiasa membikin dagu dan dengkul aku bertarung lantaran saking menanjaknya. Nafas aku udah enggak bisa dipacu dengan teratur lagi, ditambah kaki ini yang kian keram dan cape.
Pas jam enam senja aku dan rekan-rekan hingga di markas terakhir buat membangun tenda. Lazimnya di malem hari para pendaki saling bertukar kisah sambil menyeruput kopi hangat sblm beristirahat di tenda masing-masing.
Besok paginya kita menanjak lebih kurang cuma lima menit buat ke atas puncak gunung. Dinginnya udara nggak menghambat kemauan kita untuk mencapai puncak di atas. Memulai hari dengan dini yang rilex. Damainya nuansa pagi di ketinggian 2821 mdpl membikin aku kian merasa diberkahi oleh sang pencipta.
Jikalau kalian terpukau buat naik gunung, aku bakal menceritakan barang-barang yang harus dibawa saat mendaki.
Perihal yang menurut aku tergolong di klasifikasi primer buat dibawa secara personal merupakan sebagai di bawah:
1. Kamera, lantaran aku bahagia landscapes photography.
2. Headlamp, selain berfungsi buat trekking malem hari, dapat pula buat menambahkan sinar dikala memfoto milky way.
3. Raincoat (jas hujan), ini urgent bangeet lantaran cuaca di gunung tak pernah dapat diperkirakan.
4. Dan yang terakhir P3K, ini paling utama dikala naik gunung. Lebih lebih lagi sepanjang pendakian amat terjal dan menanjak. Lazimnya yang terpenting tersebut misal obat meriang, maag, plaster, serta obat pegal atau balsem. Alasan lazimnya kegiatan mendaki dapet mengakibatkan otot tegang dibagian leher, bahu, lengan dan kaki.